Namun pada suatu hari aku jatuh sakit dan terpaksa di opname di rumah sakit. Pada saat itulah aku mempunyai kesempatan untuk merenung hingga aku temui bahwa diriku hanya sepotong jasad dan apa yang selama ini aku lakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan jasad. Aku menilai bahwa sakit yang aku derita merupakan cobaan ilahi dan kesempatan untuk membuka mataku. Mengapa aku berada disini? Apa yang aku lakukan dalam kehidupan ini?
Setelah sembuh, aku mulai banyak memperhatikan dan membaca seputar permasalahan ini, lantas aku membuat beberapa kesimpulan yang intinya bahwa manusia terdiri dari ruh dan jasad. Alam ini pasti mempunyai Ilah. Selanjutnya aku kembali ke gelanggang musik namun dengan gaya musik yang berbeda. Aku menciptakan lagu-lagu yang berisikan cara mengenal Allah. Ide ini malah membuat diriku semakin terkenal dan keuntungan pun semakin banyak dapat aku raih. Aku terus mencari kebenaran dengan ikhlas dan tetap berada di dalam lingkungan para artis. Pada suatu hari temanku yang beragama Nasrani pergi melawat ke Masjidil Al Aqsha.
Ketika kembali, ia menceritakan kepadaku ada suatu keanehan yang ia rasakan di saat melawat Masjid tersebut. Ia dapat merasakan adanya kehidupan ruhani dan ketenangan jiwa di dalamnya." [sumber]
Kali ini saya ingin menuliskan kembali [re-written] tentang kisah hidup Cat Stevens yang kemudian lebih dikenal dengan Yusuf Islam, setelah dia hijrah menjadi muslim pada tahun 1977. Awalnya saya sangat terpukau sekaligus bangga dengan penyanyi yang mempopulerkan lagu-lagu seperti; Father and Son, The First Cut is The Deepest (Rod Steward, Sheryl Crow), Morning Has Broken, dan Wild World (Mr. Big), dsb., namun saya baru tahu setelah menonton acara Riwayat di Trans TV bahwa lagu-lagu tersebut ditulis, dinyanyikan dan direkam pertama kali oleh Cat Steven (how pity I am..hehehe). Wow what a deepest, touching lyrics!!!
Cat Stevens beberapa kali mengalami pengalaman hampir mati (near death experience), yang merubahnya menjadi lebih religius, dan mengalami puncaknya hingga hijrah menjadi seorang muslim.
Popularitas dan kekayaan tidak menjamin seseorang hidup bahagia. Cat Steven, bintang pop era tahun '70-an, yang kemudian dikenal dengan nama Yusuf Islam, justeru merasakan kegelisahan hidupnya ketika sedang berada di puncak popularitas dimana ia hidup bergelimang harta. Kegelisahan yang mendorongnya untuk menyusuri jalan panjang mencari Tuhan hingga ia menemukan cahaya Islam dan akhirnya menjadi juru dakwah lewat kegiatan musiknya dan aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial, salah satunya sumbangan amal kemanuasia yang disalurkan untuk korban bencana Tsunami di Aceh. Dia juga mendirikan sekolah muslim di London
Bintang Pop
"Saya menerima ajaran itu, tapi saya tidak menelannya mentah-mentah," kata Yusuf.
"Saya menerimanya, karena saya harus menghormati keyakinan orang-orang tua saya," sambungnya.
Beranjak dewasa, Yusuf mulai menggeluti musik dan ia mulai melupakan kebingungannya terhadap ajaran agamanya karena ia sendiri mulai jauh dari kekristenan. Impiannya saat itu hanyalah menjadi bintang musik pop. Apa yang ia lihat dan ia baca di media massa sangat mempengaruhi pemikirannya untuk menjadi seorang bintang. Yusuf punya paman yang punya mobil mewah dan mahal. Ketika itu Yusuf berpikir, pamannya punya mobil mewah karena punya banyak uang.
"Banyak orang di sekeliling saya memberi pengaruh pada pemikiran saya bahwa uang dan dunia adalah Tuhan mereka. Sehingga saya memutuskan untuk bahwa itulah hidup saya. Banyak uang, hidup enak," tutur Yusuf.
Meski demikian, Yusuf mengaku saat itu masih ada sisi kemanusiaan jauh di dalam hatinya, keinginan untuk membantu sesama manusia jika ia jadi orang kaya kelak.
Mencari Kebenaran
Baru setahun Yusuf mengenyam kesuksesan dalam karir dan finansialnya. Yusuf terkena tubercolusis (TBC) akibat gaya hidup dan kebiasaannya menenggak minuman keras dan narkoba. Ia sakit parah dan harus dirawat di rumah sakit. Saat itu Yusuf pun berpikir, 'mengapa saya di sini, tergelatak di tempat tidur?, 'apa yang terjadi pada saya? apakah saya cuma seonggok tubuh? apakah tujuan hidup saya semata-mata hanya untuk memuaskan tubuh ini?. Pertanyaan-pertanyaan itu mengganggu pikirannya dan ia mencoba mencari jawabannya.
Karena pada masa itu di kalangan masyarakat Barat sedang trend mempelajari hal-hal yang berbau mistis dari Timur, Yusuf pun ikut mempelajarinya. Ia mulai sadar tentang kematian. Ia mulai melakukan meditasi dan menjadi vegetarian. Tapi pertanyaan-pertanyaan bahwa dirinya bukan hanya seonggok tubuh manusia, tetap mengganggu pikirannya.
Sebagai bintang pop, namanya terus merangkak ke tangga popularitas. Kekayaan terus mengalir, tapi ketika itu Yusuf mulai mencari kebenaran. Ia pun belajar agama Budha, namun di satu sisi, Yusuf belum berani meninggalkan kehidupan glamournya, meninggalkan kenikmatan dunia dan hidup seperti layaknya pendeta Budha, mengisolasikan diri dari masyarakat.
Selanjutnya, Yusuf juga mempelajari Zen dan Ching, numerologi, kartu tarot dan astrologi, balik lagi mempelajari alkitab, tapi Yusuf tidak menemukan apa yang dicarinya, kebenaran yang hakiki. Sampai kemudian apa yang disebutnya mukjizat itu datang.
"Saudara lelaki saya baru saja kembali dari kunjungannya ke Yerusalem dan disana ia mengunjungi sebuah Masjid. Saudara saya itu sangat terkesan melihat Masjid yang ramai dikunjungi orang, seperti ada denyut kehidupan, tapi atmosfir ketenangan dan kedamaiannya tetap terasa. Berbeda rasanya ketika ia mengunjungi gereja dan sinagog yang sepi," kata Yusuf.
Ketika kembali ke London, saudara lelakinya itu memberikan Al Quran pada Yusuf Islam. "Dia tidak masuk Islam, tapi ia merasakan sesuatu di agama ini (Islam) dan ia pikir saya juga akan merasakan hal yang sama. Saya menerima Al Quran pemberian saudara saya itu dan membacanya. Saat itulah saya merasakan bahwa saya telah menemukan agama yang benar, agama yang tidak seperti pandangan masyarakat Barat selama ini bahwa agama hanya untuk orang-orang tua," tukas Yusuf.
Ia melanjutkan,"Di Barat, jika ada orang yang ingin memeluk satu agama dan menjadikannya sebagai cara hidunya, maka orang yang bersangkutan akan dianggap fanatik. Tapi setelah membaca Al Quran saya yang awalnya bingung tentang tubuh dan jiwa, akhirnya menyadari bahwa keduanya adalah bagian yang tak terpisahkan, Anda tidak perlu pergi ke gunung untuk menjadi religius."
Saat itu, satu-satunya yang diinginkan Yusuf Islam adalah menjadi seorang Muslim. Dari Al Quran ia tahu bahwa semua rasul dan nabi dikirim Allah SWT untuk menyampaikan pesan yang sama. "Mengapa kemudian Yahudi dan Kristen berbeda? Kaum Yahudi tidak mau menerima Yesus sebagai Mesiah dan mereka mengubah perintah-perintah Tuhan. Sementara Kristen salah memahami perintah-perintah Tuhan dan menyebut Yesus sebagai anak Tuhan. Tapi dalam Al Quran saya menemukan keindahan, al- Quran melarang menyembah matahari atau bulan tapi memerintahkan umat manusia untuk mempelajari dan merenungi semua ciptaan Allah SWT ," papar Yusuf Islam.
"Ketika saya membaca Al Quran lebih jauh lagi, Al Quran bicara soal salat, sedekah dan perbuatan baik. Saya belum menjadi seorang Muslim saat itu, tapi saya merasa Al Quran adalah jawaban buat saya dan Allah SWT telah mengirimkannya pada saya," sambung Yusuf Islam.
Mengucap Dua Kalimat Syahadat
Kembali ke London, Yusuf menemui seorang muslimah bernama Nafisa dan mengatakan bahwa ia ingin masuk Islam. Nafisa kemudian mengajak Yusuf ke Masjid New Regent. Ketika itu tahun 1977, satu setengah tahun sesudah ia membaca Al-Quran yang diberikan saudara lelakinya. Pada hari Jumat, setelah sholat Jumat, Yusuf menemui Imam Masjid dan mengucapkan dua kalimat syahadat. Ia pun menjadi seorang Muslim. Nama Cat Steven diganti menjadi Yusuf Islam.
Posted by Ruang Inspiratif
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------BEING THE NEXT MILLIONAIRE ADMIN!!! ☼☼☼ SELAMAT BERGABUNG!!! Bisnis Online ini tidak harus ditekuni oleh orang yang expert dalam e-Marketing atau dunia TI (Teknologi Informasi), seorang Ibu Rumah Tangga, Karyawan Swasta, PNS, Pelajar, Pedagang, dapat memanfaatkan waktu luang mereka hanya dengan bermodalkan PC/Laptop dan jaringan Internet untuk bisa menjadi seorang seorang yang bisa sukses seperti mereka yang ada disini.
Album 'sebagai' Cat Stevens;
- Matthew and Son (1966)
- New Masters (1967)
- Mona Bone Jakon (1970)
- Tea for the Tillerman (1970)
- Teaser and the Firecat (1971)
- Catch Bull at Four (1972)
- Foreigner (1973)
- Buddha and the Chocolate Box (1974)
- Saturnight (Live in Tokyo) (1974)
- Numbers (1975)
- Izitso (1977)
- Back to Earth (1978)
- Majikat (2005)
- Dan banyak antologi serta kompilasi lainnya.
Album 'sebagai' Yusuf Islam;
- The Life of the Last Prophet (1995)
- I Have No Cannons That Roar (1998)
- Prayers of the Last Prophet (1999)
- A is for Allah (2000)
- I Look I See (2003)
- An Other Cup (2006)
Download Hits Populernya;
0 komentar:
Posting Komentar